- Jelaskan konsep dari teori X dan Y ?
- Apa yang dimaksud dengan teori manajemen ilmiah ?
- Coba jelaskan tentang teori matinya birokrasi ?
Teori
ini diungkapkan oleh Douglas McGregor yang mengemukakan strategi kepemimpinan
efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal dengan
menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X
cenderung menyukai gaya kepemimpinan otoriter dan sebaliknya, seorang pemimpin
yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan demokratik. Untuk
kriteria karyawan yang memiliki tipe teori X adalah karyawan dengan sifat yang
tidak akan bekerja tanpa perintah, sebaliknya karyawan yang memiliki tipe teori
Y akan bekerja dengan sendirinya tanpa perintah atau pengawasan dari atasannya.
Tipe Y ini adalah tipe yang sudah menyadari tugas dan tanggung jawab
pekerjaannya.
Ini
adalah salah satu teori kepemimpinan yang masih banyak penganutnya. Menurut
McGregor, organisasi tradisional dengan ciri-cirinya yang sentralisasi dalam
pengambilan keputusan, terumuskan dalam dua model yang dia namakan Theori X dan
Teori.Y.
Teori X
Teori
X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka diperintah, dan
tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan keamanan atas
segalanya. Lebih lanjut menurut asumís teori X dari McGregor ini bahwa
orang-orang ini pada hakekatnya adalah :
·
Tidak menyukai
bekerja
·
Tidak menyukai
kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai diarahkan atau
diperintah
·
Mempunyai
kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah organisasi.
·
Hanya membutuhkan
motivasi fisiologis dan keamanan saja.
·
Harus diawasi
secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai tujuan organisasi
Teori Y
Teori
ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kudrat manusia seperti halnya kegiatan
sehari-hari. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat
kerana mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai
tujuan syarikat. Pekerja memiliki kemampuan kreatif, imaginasi, kepandaian
serta memahami tanggungjawab dan prestasi atas pencapaian tujuan bekerja.
Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam
bekerja.
Manajemen Ilmiah
Manajemen
ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, pertama kali
dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul
Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan
manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara
terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti
Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori
manajemen modern.
Ide
tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan
ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena
mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang
sama—nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung
menganggap gampang pekerjaannya. Taylor berpendapat bahwa hasil dari para
pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20
tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode
ilmiah untuk menemukan sebuah "teknik paling baik" dalam
menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.
Berdasarkan
pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara
meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:
1.
Kembangkanlah
suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan
metode lama yang bersifat untung-untungan.
2.
Secara ilmiah,
pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut.
3.
Bekerja samalah
secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
4.
Bagilah pekerjaan
dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para pekerja. Manajemen
mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada bagi para
pekerja.
Pedoman
ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja
memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor mengusulkan
manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen juga
disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja,
terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan.
Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan
tugas tersebut.
Manajemen
ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan
Lillian Gilbreth. Keduanya tertarik dengan ide Taylor setelah mendengarkan
ceramahnya pada sebuah pertemuan profesional.
Keluarga
Gilbreth berhasil menciptakan mikronometer yang dapat mencatat setiap gerakan
yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan
setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata
telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan.
Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh
belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka
sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik
dengan huruf th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth
menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan
pekerja.
Skema
itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu bata.
Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa
seorang pekerja melakukan 18 gerakan untuk memasang batu bata untuk eksterior
dan 18 gerakan juga untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan
gerakan-gerakan yang tidak perlu sehingga gerakan yang diperlukan untuk
memasang batu bata eksterior berkurang dari 18 gerakan menjadi 5 gerakan.
Sementara untuk batu bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18
gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik
Gilbreth, tukang baku dapat lebih produktif dan berkurang kelelahannya di
penghujung hari.
Teori Matinya Birokrasi
Teori matinya
birokrasi dikemukakan oleh Warren Bennis yang meyatakan bahwa kondisi saat ini
menunjukkan bahwa bentuk organisasi yang ideal adalah adhocracy yang fleksibel.
Adhocracy adalah jenis organisasi yang beroperasi dalam mode berlawanan dengan
birokrasi. Istilah ini pertama kali dipopulerkan pada tahun 1970 oleh Alvin
Toffler, dan sejak itu menjadi sering digunakan dalam teori manajemen
organisasi selanjutnya dikembangkan oleh akademisi seperti Henry Mintzberg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar