Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan
·
Pengertian kesusastraan
Secara etimologi (menurut asal-usul kata) kesusastraan
berarti karangan yang indah. “sastra” (dari bahasa Sansekerta) artinya :
tulisan, karangan. Akan tetapi sekarang pengertian “Kesusastraan” berkembang
melebihi pengertian etimologi tersebut. Kata “Indah” amat luas maknanya. Tidak
saja menjangkau pengertian-pengertian lahiriah tapi terutama adalah
pengertian-pengertian yang bersifat rohaniah.
·
Pengertian ilmu budaya dasar
Ilmu Budaya Dasar
adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan.
Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkandi Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari bahasa Inggris “The Humanities”. Istilah humanities sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya, dan halus (fefined).
Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkandi Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari bahasa Inggris “The Humanities”. Istilah humanities sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya, dan halus (fefined).
Hubungan
antara kesusastraan dan ilmu budaya
Dari dua pengertian
diatas yaitu pengertian singkat mengenai kesusastraan dan Ilmu budaya dasar
kita bisa menyimpulkan bersama sama , jika ilmu budaya dasar berhubungan dengan
kesusastraan ilmu budaya dasar menjadi kosepsi dalam kesusastraan . mengapa
demikian ?
Contoh kasus terhadap
masalah ini adalah ketika seseorang membuat karya yang dapat membuat orang lain
semangat atau terbawa oleh ajakan yang disampaikan si pembuat karya kepada
pelihat hasil karyanya. misalnya ketika seseorang membuat buku atau artikel
singkat, jika didalamnya hanya tersirat hal-hal yang biasa pasti orang-orang
yang melihat juga mudah bosan bahkan menganggap karyanya biasa
Selain memiliki
hubungan dengan bahasa, budaya juga memiliki hubungan dengan prosa. Prosa, yang
termasuk dalam sastra, terkadang disebut-sebut sebagai narrative fiction, prose
fiction, atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia, sering diterjemahkan
menjadi cerita rekaan dan di definisikan sebagai bentuk cerita atau prosa
kisahan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh
daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman,
novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan yang dihubungkan
dengan prosa lama dan prosa baru yaitu :
Prosa
lama meliputi :
Ø Dongeng – dongeng
Ø Hakiyat
Ø Sejarah
Ø Epos
Ø Cerita pelipur lara
Prosa
baru meliputi :
Ø Cerita pendek
Ø Roman / novel
Ø Biogravi
Ø Kisah
Ø Otobiografi
Nilai – nilai dalam prosa fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung
cerita, mau tidak mau kaya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung
membawakan moral, pesan atau cerita. Dalam kata lain prosa mempunyai nilai –
nilai yang di peroleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi
memberikan kesenangan
Pembaca
dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing
yang belum dikunjunginya atau yang tidak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca
juga dapat mengenal tokoh – tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau
rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi
memberikan informasi
Dalam
novel sering kita belajar sesuatu yang lebih dari pada sejarah atau laporan
jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga
kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa fiksi
memberikan warisan kultural
Prosa fiksi
dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang takhenti
- hentinya dari warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan
keseimbangan wawasan
Lewat prosa
fiksi seorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman – pengalaman dengan
banyak individu.
Berdasarkan
informasi-informasi yang ada, budaya dengan sastra adalah hal yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain karena memiliki ketergantungan satu sama lain.
Sebagai contoh, ada yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh
budaya, sehingga segala hal yang terdapat dalam kebudayaan akan tercermin di
dalam bahasa. Sebaliknya, ada juga yang mengatakan bahwa bahasa sangat
dipengaruhi oleh kebudayaan dan cara berpikir manusia atau penutur bahasa.
Masinambouw mengatakan bahwa bahasa (sastra) dan kebudayaan merupakan dua
system yang melekat pada manusia. Jika kebudayaan adalah system yang mengatur
interaksi manusia di dalam masyarakat, maka bahasa (sastra) adalah suatu system
yang berfungsi sebagai sarana berlangsunganya suatu interaksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar